Tugas Hidup Manusia
Manusia
sebagai makhluk, atau ciptaan tentu saja keberadaanya bukan jadi dengan
sendirinya, tetapi adanya karena diadakan oleh Pencipta (yang
mengadakan) lalu kalau demikian , untuk apa manusia dicipptakan ?
Yang
mengetahui sebab diciptakannya sesuatu adalah yang menciptakan itu
sendiri, dank arena manusia diciptakan oleh Allah, maka Allah lah yang
mengetahui maksud dan tujuan menciptakan manusia, kita dapat
mengetahuinya dari informasi yang Allah sendiri beritahukan melauli
wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW di dalam Al-qur’an
(Qs.51/Adz-Dzariyat ayat 56)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ:
Artinya:
” dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
Dengan
demikian maka arti dari ayat diatas bahwa maksud dan tujuan diciptakan
manusia hanya untuk beribadah kepada Allah, tidak ada tujuan lain selain
itu…
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa
Penjelasan Lebih Lengkap QS. Adz Dzariyat ayat 56
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Ibadah ‘ammah (umum),
yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam
bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks
mencari keridhaan Allah SWT
Jadi,
setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT,
karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang
berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan
kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh
imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang
istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :
Artinya:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan
masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama
hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada
Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah
kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata
cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak
bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.
Jin
dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di
muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang
dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi
bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah
dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa
“Mari sahabat muslim di seluruh dunia kita tingkatkan ibadah kita semua”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar