Recent twitter entries...

Kamis, 27 September 2012

Pengenalan Komputer


 Bagi teman-teman yang membutuhkan tentang pengenalan komputer silahkan download
1. modul pengenalan Komputer
2.Generasi Procesor
3.Motherboard
4.Bus Pc
5.Internal LAN
6.Internal Bios
7.Perakitan Komputer
silahkan klik disni untuk menunduh he

bahaya zina




Bahaya Zina
Melihat bahwa bahaya yang ditimbulkan oleh praktek zina merupakan bahaya
yang tergolong besar, dan praktek tersebut juga bertentangan dengan aturan
universal yang diberlakukan untuk menjaga kejelasan nasab keturunan, menjaga
kesucian dan kehormatan diri, juga mewaspadai hal-hal yang menimbulkan
permusuhan serta perasaan benci di antara manusia disebabkan pengrusakan
terhadap kehormatan isteri, putri, saudara perempuan dan ibu mereka. Dan ini
jelas akan merusak tatanan kehidupan. Melihat hal itu semua, pantaslah bahaya
praktek zina itu -bobotnya- setingkat di bawah praktek pembunuhan. Oleh karena
itu, Allah I menggandeng keduanya di dalam Al-Qur'an dan juga Rasulullah
dalam keterangan hadits beliau.
Al-Imam Ahmad berkata: "Aku tidak mengetahui sebuah dosa -setelah dosa
membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina."
Dan Allah menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan)
yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab
untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan
terhina kecuali orang-orang yang bertaubat ..." (Al-Furqan: 68-70)

skripsi SPK penerimaan beasiswa




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Maslah
Pendidikan sangatlah penting bagi setiap insan, salah satu hak azasi manusia yang paling mendasar adalah memperoleh pendidikan yang layak baik orang yang mampu ataupun orang yang tidak mampu, ketika seseorang memperoleh pendidikan yang baik maka akan terbuka baginya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
 Menyadari bahwa pendidikan sangat penting, Negara sangat mendukung setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Beberapa di antaranya melakukan program pendidikan gratis dan program beasiswa. beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti.
Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima, terutama berdasarkan klasifikasi, kualitas, dan kompetensisi penerima beasiswa.
Demikian halnya dengan sekolah Pondok Pesantren Terpadu Darul Amal yang telah memiliki program pemberian beasiswa terhadap siswa - siswi.
Oleh karena itu beasiswa harus diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya.
 Akan tetapi, dalam melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan banyaknya kriteria yang digunakan untuk menentukan keputusan penerima beasiswa yang sesuai dengan sekolah Pondok Pesantren Terpadu Daru Amal.
Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dapat  memperhitungkan segala kriteria yang mendukung pengambilan keputusan guna membantu,  mempercepat dan mempermudah proses pengambilan  keputusan (Suryadi, Kadarsah, 1998).
Metode yang dipakai dalam pengambilan keputusan seleksi beasiswa adalah Analitical Hierarchy Process (AHP) .metode tersebut dipilih karena metode AHP merupakan suatu bentuk model pendukung keputusan dimana peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia, yakni dalam hal ini adalah orang yang ahli dalam masalah beasiswa atau orang yang mengerti permasalahan beasiswa.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka penulismelakukan penelitian sebuah system yaitu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) Penerimaan Calon Beasiswa Dengan Metode Analitical Hierarchy Proses (AHP) Berbasis Java.
lebih lengkapnya silahkan  klik disini

Rabu, 26 September 2012

Pengertian ibadah

Pengertian ibadah

Kata ibadah, dalam bahasa arab berart menghamba, yakni menyadari diri sebagai hamba dihadapan tuhan, hamba dapat disebut budak juga, artinya seseorang tidak memiliki apa-apa,
Jangankan harta benda, nyawa dan kebebasan  yang paling asasi pun bukan miliknya, tapi milik tuannya yang dihambai olehnya, seluruh jiwa raga budak adalah kepunyaan tuannya. Jika  tuannya hendak menjual dirinya, dia tidak ada hak dan kemampuan untuk menolaknya

Adapun secara istilah syari’at, para ulama memberikan beberapa definisi yang beraneka ragam. Di antara definisi terbaik dan terlengkap adalah yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan, “Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). Maka shalat, zakat, puasa, haji, berbicara jujur, menunaikan amanah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, menepati janji, memerintahkan yang ma’ruf, melarang dari yang munkar, berjihad melawan orang-orang kafir dan munafiq, berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, orang miskin, ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal di perjalanan), berbuat baik kepada orang atau hewan yang dijadikan sebagai pekerja, memanjatkan do’a, berdzikir, membaca Al Qur’an dan lain sebagainya adalah termasuk bagian dari ibadah. Begitu pula rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, inabah (kembali taat) kepada-Nya, memurnikan agama (amal ketaatan) hanya untuk-Nya, bersabar terhadap keputusan (takdir)-Nya, bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, merasa ridha terhadap qadha/takdir-Nya, tawakal kepada-Nya, mengharapkan rahmat (kasih sayang)-Nya, merasa takut dari siksa-Nya dan lain sebagainya itu semua juga termasuk bagian dari ibadah kepada Allah” (Al ‘Ubudiyah, cet. Maktabah Darul Balagh hal. 6).

Tugas Hidup Manusia

Tugas Hidup Manusia
Manusia sebagai makhluk, atau ciptaan tentu saja keberadaanya bukan jadi dengan sendirinya, tetapi adanya karena diadakan oleh Pencipta (yang mengadakan) lalu kalau demikian , untuk apa manusia dicipptakan ?
Yang mengetahui sebab diciptakannya sesuatu adalah yang menciptakan itu sendiri, dank arena manusia diciptakan oleh Allah, maka Allah lah yang mengetahui maksud dan tujuan menciptakan manusia, kita dapat mengetahuinya  dari informasi yang Allah sendiri beritahukan melauli wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW di dalam Al-qur’an
(Qs.51/Adz-Dzariyat ayat 56)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ:
Artinya:
” dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan  supaya mereka menyembah-Ku”
Dengan demikian maka arti dari ayat diatas bahwa maksud dan tujuan diciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah, tidak ada tujuan lain selain itu…


Penjelasan Lebih Lengkap QS. Adz Dzariyat ayat 56




Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.

Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT
Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :
Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.
Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.


Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa
“Mari sahabat muslim di seluruh dunia kita tingkatkan ibadah kita semua”

Shalat Tahajjud

Pengertian Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah
mengerjakan shalat Isya sampai terbitnya fajar dan sesudah bangun dari tidur,
meskipun itu hanya sebentar
Hukum Shalat Tahajjud adalah Sunnat Mu’akkad, Yaitu : Sunnat yang sangat
dianjurkan untuk dikerjakan, karenanya maka Rasul SAW sangat menganjurkan
kepada para umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat Tahajjud. Karena dalam
shalat Tahajjud terdapat keutamaan dan keistimewaan yang besar sekali. Beberapa
Dalil yang menyinggung keutamaan bangun pada dua pertiga malam shalat tahajjud
adalah Surat AL-MUZZAMMIL ayat 1 – 20
Berikut Saya ambil salah Satu petikan dari surat AL-MUZZAMMIL AYAT 20
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang)
kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian
pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan
ukuran malam dan siang…..…Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk
dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Surat Ini menjelaskan bagaimana Allah memberi kita waktu waktu yang kiranya
paling tepat untuk memohon doa…Maha Besar ALLAH dengan segala firmannya..
Rasul SAW pun bersabda :
“Kerjakanlah shalat malam, karena shalat malam itu kebiasaan orang-orang yang
shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada
TUHAN kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa
serta dapat menghindarkan penyakit dari badan (HR.Imam Tarmidji & Ahmad)

Keutamaan Shalat Tahajjud
Diantara keutamaan-keutamaan shalat Tahajjud itu adalah sebagai berikut :
Keutamaan yang pertama
Bagi orang yang mau mengerjakan shalat Tahajjud, ia akan mendapat pahala shalat
yang paling utama setelah shalat fardhu. Sebagaiman yang telah dijelaskan di dalam
hadist Nabi SAW yang artinya :
“ Rasullullah SAW pernah ditanya: “ Shalat apakah yang paling utama setelah sahalat
fardhu”. Rasul Menjawab : “Shalat tengah malam (lail)”.(HR. Jama’ah)
Keutamaan yang kedua
Akan menjadi orang paling dekat dengan Allah SWT. Sebagaimana yang telah
diterangkan dalam sabda Nabi. SAW yang artinya :
“Allah paling dekat dengan hamba-Nya pada akhir pertengahan malam. Oleh karena
itu, jika kamu sanggup untuk menjadi orang yang mengingat Allah pada saat itu,
maka kerjakanlah”. (HR.Imam Tarmidzi)
Keutamaan yang ketiga
Akan menjadi orang yang senantiasa selalu dicintai Allah. Sebagaimana sabda Nabi
SAW, yang artinya :
“Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Daud dan shalat yang paling Allah
cintai adalah shalat Daud. Beliau (Nabi Daud AS) tidur setengah malam dan bangun
untuk shalat sepertiga malamnya, lalu tidur lagi sereenam malamnya. Beliau juga
biasa sehari puasa sehari berbuka (HR. Jama’ah)
Manfaat Shalat Tahajjud
Adapun manfaat shalat Tahajjud bagi orang yang mau mengerjakannya adalah
sebagai berikut :
Manfaat yang pertama
Akan menjadikan pelakunya memiliki sifat rendah hati. Sebagaimana firman Allah
SWT yang artinya :
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang
berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.Dan orang yang melalui malam
hari dengan sujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”
Manfaat yang kedua
Akan menjadikan pelakunya sebagai orang yang selalu mensyukuri nikmat Allah
SWT. Sebagaimana yang telah diterangkan didalam hadist Nabi SAW, yang artinya :
“Sungguh Rasulullah SAW berdiri dan shalat hingga kedua telapak kakinya atau
kedua betisnya bengkak, maka jawabnya : “Bukankah aku ini seorang hamba yang
banyak bersyukur”. (HR. Jam’ah kecuali Imam Abu Daud, yang bersumber dari Al
Mughirah bin Syu’bah R.A)
Manfaat yang ketiga
Dapat melepaskan sipul godaan syaitan (mengusir syaitan) serta menjadikan badan
segar dan penuh semangat. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya :
“Pada waktu seseorang tidur, syaitan membuat tiga buah simpul dikepalanya. Untuk
setiap ia mengatakan : “tidurlah engkau sepanjang malam, bila ia terbangun, lalu
menyebut nama Allah, maka lepaslah satu simpul, Jika ia berwudhu, maka lepaslah
satu simpul lagi; dan jika ia shalat, maka terbukalah seluruh simpul.Pada waktu
bangun lagi,ia akan merasa penuh semangat dengan badan yang segar. Jika tidak,ia
akan bangun pagi dengan perasaan serba tak enak dan malas.”(HR.Imam Bukhari,
dari shahabat Abu Hurairah r.a)
Waktu dan Bilangan Rakaat Shalat Tahajjud
Shalat Tahajjud dikerjakan pada waktu malam hari setelah shalat Isya sampai terbit
fajar (masuknya waktu shalat shubuh). Namun dalam sepanjang malam itu terdapat
bagian-bagian dari malam yang sangat mustajab, malam yang sangat utama
mengerjakan shalat Tahajjud, yaitu sepertiga malam yang terkahir, kira-kira mulai
dari pukul 01.00 sampai terbit fajar (masuknya waktu shalat shubuh). Sebagaimana
sabda SAW yang artinya :
“Tuhan kami turun ke langit dunia, ketika sepertiga malam yang terakhir, kemudian
berfirman : “siapakah yang berdoa kepada-Ku pasti Aku kabulkan, siapa yang
meminta pasti Aku beri, siapa yang memohon ampun,pasti Aku ampuni, sampai terbit
fajar”
Yang dimaksud turun ke langit dunia itu adalah perhatian Allah dalam mengabulkan
permohonan orang yang suka bangun malam dan mengerjakan shalat Tahajjud serta
memohon apa yang dihajatkan, adalah sangat diperhatikan dan mudah dikabulkan
oleh ALLAH SWT.
Adapun bilangan rakaat shalat Tahajjud itu sekurang-kurangnya adalah dua rakaat,
dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
Tata Cara Shalat Tahajjud
Cara mengerjakan shalat Tahajjud itu pada dasarnya adalah sama dengan shalat-shalat
sunnat lainnya, hanya saja niat yang membedakan. Adapun lafazh niat shalat
Tahajjud itu adalah sebagai berikut :
“Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini lillahi ta’aalaa”.Allahu akbar.
Artinya : “Saya berniat shalat sunnat Tahajjud dua rakaat karena Allah
Ta’ala”.ALLAHU AKBAR
Setelah dengan berdiri, shalat Tahajjud juga boleh dikerjakan dengan duduk atau
bersila, sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadist Nabi SAW, yang artinya :
“Sesungguhnya Nabi SAW biasa melakukan shalat malam lama sekali dengan berdiri
dan (lain waktu) melakukannya lama sekali dengan duduknya. Bila Beliau membaca
dengan berdiri, fuku dan sujudnya dilakukan dari berdiri, Bila Beliau membaca
dengan duduk, ruku dan sujud dilakukan dari duduk” (HR.Jama’ah, kecuali Imam
Bukhari dari Aisyah r.a)
Hasdist lainnya :
“Saya melihat Nabi SAW shalat (lail) dengan bersila” (HR.Imam Daruquthni, dari
Aisyah r.a)

Do'a Shalat Tahajjud
Apabila Rosulullah SAW  shalat tahajud di waktu malam,
beliau membaca:

اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ الْحَقُّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اَللّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ. فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا 
أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَنْتَ إِلٰهِيْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ

Syarat Sahnya shalat

Yaitu syarat-syarat yang harus terpenuhi sebelum shalat (terkecuali niat, yaitu syarat yang ke
delapan, maka yang lebih utama dilaksanakan bersamaan dengan takbir) dan wajib bagi orang
yang shalat untuk memenuhi syarat-syarat itu. Apabila ada salah satu syarat yang ditinggalkan,
maka shalatnya batal.
Adapun syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
1. Islam; Maka tidak sah shalat yang dilakukan oleh orang kafir, dan tidak diterima. Begitu pula
halnya semua amalan yang mereka lakukan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik itu untuk memakmurkan masjid-masjid Allah,
sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia
pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam Neraka." (At-Taubah: 17)
2. Berakal Sehat; Maka
tidaklah wajib shalat itu bagi orang gila, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam:
"Ada tiga golongan manusia yang telah diangkat pena darinya (tidak diberi beban syari'at) yaitu;
orang yang tidur sampai dia terjaga, anak kecil sampai dia baligh dan orang yang gila sampai
dia sembuh." (HR. Abu Daud dan lainnya, hadits shahih)
3. Baligh; Maka, tidaklah wajib shalat itu bagi anak kecil sampai dia baligh, sebagaimana
disebutkan dalam hadits di atas. Akan tetapi anak kecil itu hendaknya dipe-rintahkan untuk
melaksanakan shalat sejak berumur tujuh tahun dan shalatnya itu sunnah baginya,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
"Perintahkanlah anak-anak untuk melaksanakan shalat apabila telah berumur tujuh tahun, dan
apabila dia telah berumur sepuluh tahun, maka pukullah dia kalau tidak melaksanakannya."
(HR. Abu Daud dan lainnya, hadits shahih)
4. Suci Dari Hadats Kecil dan Hadats Besar; Hadats kecil ialah tidak dalam keadaan berwudhu
dan hadats besar adalah belum mandi dari junub. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai
kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah." (Al-Maidah: 6)
Sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
"Allah tidak akan menerima shalat yang tanpa disertai bersuci". (HR. Muslim)
5. Suci Badan, Pakaian dan Tempat Untuk Shalat ; Adapun dalil tentang suci badan adalah
sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam terhadap perempuan yang keluar darah
istihadhah:
"Basuhlah darah yang ada pada badanmu kemudian laksanakanlah shalat." (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Adapun dalil tentang harusnya suci pakaian, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Dan pakaianmu, maka hendaklah kamu sucikan." (Al-Muddatstsir: 4)
Adapun dalil tentang keharusan sucinya tempat shalat yaitu hadits Abu Hurairah radhiyallahu
anhu, ia berkata:
"Telah berdiri seorang laki-laki dusun kemudian dia kencing di masjid Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam , sehingga orang-orang ramai berdiri untuk memukulinya, maka bersabdalah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, 'Biarkanlah dia dan tuangkanlah di tempat kencingnya
itu satu timba air, sesungguhnya kamu diutus dengan membawa kemudahan dan tidak diutus
dengan membawa kesulitan." (HR. Al-Bukhari).
6. Masuk Waktu Shalat ; Shalat tidak wajib dilaksanakan terkecuali apabila sudah masuk
waktunya, dan tidak sah hukumnya shalat yang dilaksanakan sebelum masuk waktunya. Hal ini
berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang diten-tukan waktunya atas orang-orang yang
beriman." (An-Nisa': 103)
Maksudnya, bahwa shalat itu mempunyai waktu tertentu. Dan malaikat Jibril pun pernah turun,
untuk mengajari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang waktu-waktu shalat. Jibril
mengimaminya di awal waktu dan di akhir waktu, kemu-dian ia berkata kepada Nabi
shallallaahu ‘alaihi wasallam: "Di antara keduanya itu adalah waktu shalat."
7. Menutup aurat; Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid." (Al-A'raf: 31)
Yang dimaksud dengan pakaian yang indah adalah yang menutup aurat. Para ulama sepakat
bahwa menutup aurat adalah merupakan syarat sahnya shalat, dan barangsiapa shalat tanpa
menutup aurat, sedangkan ia mampu untuk menutupinya, maka shalatnya tidak sah.
8. Niat ; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
"Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang
akan men-dapatkan (balasan) sesuai dengan niatnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim
9. Menghadap Kiblat ; Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan
memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan
di mana saja kamu berada, maka palingkanlah mukamu ke arahnya." (Al-Baqarah: 144)

Tanda-tanda husnul khatimah

1. Mengucapkan dua kalimat syahadah saat meninggal.
2. Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening.
3. Mati syahid atau meninggal fi sabilillah.
4. Meninggal saat bertugas jaga fi sabilillah.
5. Meninggal karena membela dirinya atau hartanya atau keluarganya.
6. Meninggal pada malam Jum'at atau siangnya, dan hal itu menjaganya dari
    fitnah (cobaan) alam kubur.
7. Meninggal karena penyakit radang selaput dada atau penyakit TBC.
8. Meninggal karena penyakit tha'un (penyakit menular), sakit perut,
    tenggelam, terbakar, atau tertimpa reruntuhan
9. Perempuan yang meninggal dunia di saat nifasnya karena melahirkan dan
    semisalnya

mohon Maaf bila ad ksalahan

Tata Cara Shalat Tarawih dan Witir

Seputar Sholat Tarawih dan Qunut Witir
Sholat Tarawih
Syaikh Nashiruddin Al-Albani telah menjelaskan perincian tentang
tata cara shalat tarawih dalam kitab “Shalat Tarawih” (hal.101-
105), kemudian disini diringkasnya untuk mempermudah pembaca
dan sebagai peringatan.
Cara Pertama
Shalat 13 rakaat yang dibuka dengan 2 rakaat yang ringan atau
yang pendek, 2 rakaat itu menurut pendapat yang kuat adalah
shalat sunnah ba’diyah Isya’. Atau 2 rakaat yang dikhususkan untuk
membuka shalat malam, kemudian 2 rakaat panjang sekali,
kemudian 2 rakaat kurang dari itu, kemudian 2 rakaat kurang dari
sebelumnya, kemudian 2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian
2 rakaat kurang dari sebelumnya, kemudian witir 1 kali.
Cara Kedua
Shalat 13 rakaat diaantaranya 8 rakaat salam pada setiap 2 rakaat
kemudian melakukan witir 5 rakaat tidak duduk dan salam kecuali
pada rakaat kelima.
Cara Ketiga
Shalat 11 rakaat, salam pada setiap 2 rakaat dan witir 1 rakaat.
Cara Keempat
Shalat 11 rakaat, shalat 4 rakaat dengan 1 salam, kemudian 4
rakaat lagi seperti itu kemudian 3 rakaat. Lalu apakah duduk
(tasyahud –pent) pada setiap 2 rakaat pada yang 4 dan 3 rakaat?
Kami belum mendapatkan jawaban yang memuaskan dalam
masalah ini. Tapi dudukpada rakaat kedua dari yang tiga rakaat
tidak disyariatkan !.
Cara Kelima
Shalat 11 rakaat diantaranya 8 rakaat, tidak duduk kecuali pada
yang kedelapan, (pada yang ke-8 ini –pent) bertsyahud dan
bershalawat kepada Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam, kemudian
berdiri lagi dan tidak salam, kemudian witir 1 rakaat, lalu salam, ini
berjumlah 9 rakaat, kemudian shalat 2 rakaat lagi sambil duduk
Shalat 9 rakaat, 6 rakaat pertama tidak diselingi duduk (tasyahud –
pent) kecuali pada rakaat keenam dan bershalawat kepada Nabi
Shallaalhu ‘alaihi wa sallam dan seterusnya sebagaimana tersebut
dalam cara yang telah lau.
Inilah tata cara yang terdapat dari Nabi Shallaalhu ‘alaihi wa sallam
secara jelas, dan dimungkinkan ditambah cara-cara yang lain yaitu
dengan dikurangi pada setaip cara berapa rakaat yang dikehendaki
walaupun tinggal 1 rakaat dalam rangka mengamalkan hadist
Rasulullah Shallaalhu ‘alaihi wa sallam yang telah lalu
(“…Barangsiapa yang ingin, witirlah dengan 5 rakaat, barangsiapa
yang ingin, witirlah dengan 3 rakaat, barang siapa yang
ingin,witirlah dengan 1 rakaat) [Faedah penting : Berkata Ibnu
Khuzaimah dalam “Shahih Ibni Khuzaimah” 2/194, setelah
menyebutkan hadist Aisyah dan yang lainnya pada sebagian caracara
tersebut, maka dibolehkan shalat dengan jumlah yang ana dari
yang diasukai dari yang telah diriwayatkan daari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam melakukannya tida larangan bagi siapapun
padanya, Saya katakan: Ini difahami sangat sesuai dengan apa
yang kita pilih yang konsisten dengan jumlah yang shahih. Dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak menambahinya. Segala
puji bagi Allah atas taufiq-Nya dan aku meminta Nya untuk
menambahi keutamaan-Nya.] [1].
Shalat 5 dan 3 rakaat ini, jika seseorang menghendaki untuk
melakukannya dengan 1 kali duduk (tasyahud –pent) dan satu kali
salam sebagaimana pada cara kedua, boleh. Dan jika ingin, bisa
dengan salam pada setiap 2 rakaat seperti pada cara ketiga dan
yang lain dan itu lebih baik[2]. Adapun shalat yang 5 dan 3 rakaat
denagn duduk (tasyahud –pent) pada setiap 2 rakaat tanpa salam,
kita tidak mendapatinya terdapat dari Nabi Shallaalhu ‘alaihi
wasallam, pada asalnya boleh, akan tetapi nabi Shallaalhu ‘alaihi wa
sallam ketika melarang untuk 3 rakaat dan memberikan alasannya
dengan sabda beliau “Jangan serupakan dengan shalat mahgrib...”
(diriwayatkan At-Thahawi dan Daruquthni dan selain keduanya lihat
“Shalatut Tarawih” hal 99-110) .
Maka bagi yang ingin shalat witir 3 rakaat hendaknya keluar dari
cara penyerupaan terhadap mahgrib dan itu dengan 2 cara :
1. Salam antara rakaat genap dan ganjil itu lebih utama.
2. Tidak duduk (tasyahud –pent) antara genap dan ganjil, (yakni
pada rakaat kedua –pent)
(Dinukil dari terjemahan kitab "Qiyamu Ramadhan", karya Syaikh
Muhammad Nashiruddin al Albani, edisi Indonesia “Shalat Tarawih
Bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”, Penerjemah : Al-
Ustadz Qomar Su’aidi, Bab “Tata Cara Shalat Tarawih”
Hal : 60 - 71, Penerbit “Cahaya Tauhid Press)
Bacaan pada witir yang Tiga rakaat
Diantara sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ialah membaca
pada rakaat pertamanya surat Al-A’la dan kedua membaca surat Al
Kafirun dan pada rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas dan
terkadang menambahkan dengan surat Al-Alaq dan An-Naas. Telah
terdapat pula dalam riwayat yang shahih bahwa beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam membaca pada satu rakaat witir dengan 100 ayat
dari surat An-Nisa’. (Riwayat An-Nasai dan Ahmad dengan sanad
yang shahih).
Doa Qunut witir dan tempatnya
Sesudah membaca bacaan (surat –pent) sebelum ruku’ terkadang
beliau melakukan qunut dan berdoa dengan doa yang Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepada cucunya Hasan bin Ali,
yaitu :


َاللَّهُمَّ اهْدِِنيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِِنيْ فِيْمَنْ عَاَفيْتَ، وَتَوَلَِّنيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ،
وَبَا ِ ركْ لِيْ فِيْمَا َأعْ َ طيْتَ، وَقِِنيْ شَرَّ مَا َقضَيْتَ، َفِإنَّكَ تَ ْ قضِيْ وَ َ لا يُ ْ قضَى
عََليْكَ، ِإنَّهُ َ لا يَذِلُّ مَنْ وَاَليْتَ، [وَ َ لا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ]، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا
وَتَعَاَليْت.

“Ya Allah! Berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah
Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan
apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau
lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau
sayangi. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku,
jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau takdirkan,
sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qadha, dan tidak ada
orang yang memberikan hukuman kepadaMu. Sesungguhnya orang
yang Engkau bela tidak akan terhina, dan orang yang Engkau
musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan
Maha Tinggi Engkau.” [HR. Empat penyusun kitab Sunan, Ahmad,
Ad-Darimi, Al-Hakim dan Al- Baihaqi. Sedang doa yang ada di
antara dua kurung, menurut riwayat Al-Baihaqi. Lihat Shahih At
Tirmidzi 1/144, Shahih Ibnu Majah 1/194 dan Irwa’ul Ghalil, oleh
Al- Albani 2/172.]
Kemudian terkadang bersholawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Dan tidak mengapa melakukan qunut setelah ruku', juga
menambah melaknati orang-orang kafir, dan bersholawat kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mendoakan kaum muslimin
pada pertengahan kedua dari bulan ramadhan, karena telah ada
yang demikian ini dimasa Umar radhiyallahu ‘anhu, yang telah
tersebut pada hadist Abdurrahman bin Abdul Qari’ : Dan mereka
melaknati orang-orang kafir pada pertengahan (ramadhan –pent)” :

"اللهم قا تل الكفرة الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك، ولا
يؤمنون بوعدك، وخالف بين كلمتهم، وألق في قلوﺑﻬم الرعب، وألق
عليهم رجزك وعذا بك، يا اله الحق"

“Ya Allah! Perangilah orang-orang kafir yang menghalangi dari
jalan-Mu dan mendustakan para Rasul-Mu dan tidak beriman
dengan janji-Mu. Cerai beraikan persatuan mereka, lemparkan rasa
takut pada hati mereka, dan lemparkan adzab-Mu atas mereka
wahai Illah yang haq.”
Kemudia bersholawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berdoa untuk kaum muslimin semampunya dari kebaikan, lalu
mintakan ampun untuk mereka. Dia berkata juga “Setelah selesai
melaknati orang-orang kafir dan bersholawat kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka diteruskan dengan membaca :

َاللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ، وََلكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ، وَِإَليْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ، نَرْجُوْ
رَحْمَتَكَ، وَنَخْشَى عَ َ ذابَكَ، ِإنَّ عَذَابَكَ ِبالْكَافِِريْنَ مُلْحَقٌ. َاللَّهُمَّ ِإنَّا
نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ، وَنُْثِنيْ عََليْكَ الْخَيْرَ، وَ َ لا نَ ْ كُفرُكَ، وَنُؤْمِنُ ِبكَ،
وَنَخْضَعُ َلكَ، وَنَخَْلعُ مَنْ يَكْفُرُكَ.

“Ya Allah! KepadaMu kami menyembah. UntukMu kami melakukan
shalat dan sujud. KepadaMu kami berusaha dan melayani. Kami
mengharapkan rahmatMu, kami takut pada siksaanMu.
Sesungguhnya siksaanMu akan menimpa pada orang- orang kafir.
Ya, Allah! Kami minta pertolongan dan minta ampun kepadaMu,
kami memuji kebaikanMu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami
beriman kepadaMu, kami tunduk padaMu dan berpisah pada orang
yang kufur kepadaMu.” [HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra,
sanadnya menurut pendapat Al- Baihaqi adalah shahih 2/211.
Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil 2/170 berkata: Sanadnya
shahih dan mauquf pada Umar]
Kemudian bertakbir dan menuju sujud. (Riwayat Ibnu Khuzaimah
dalam kitab “Shahihnya” (2/155-156/1100)).
Yang diucapkan di akhir witir
Termasuk dari sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
mengucapkan pada akhir shalat witir sebelum atau sesudah salam :

وَِبمُعَافَاتِكَ مِنْ عُُقوْبَتِكَ، وََأعُوْذُ َاللَّهُمَّ ِإنِّيْ َأعُوْذُ ِبرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ،
.عََليْكَ َأنْتَ َ كمَا َأثْنَيْتَ عََلى نَفْسِكَ ِبكَ مِنْكَ، َ لا ُأحْصِيْ َثنَاءَ
“Ya, Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kerelaanMu dari
kemarahanMu, dan dengan keselamatanMu dari siksaMu. Aku
berlindung kepadaMu dari ancamanMu. Aku tidak mampu
menghitung pujian dan sanjungan kepadaMu, Engkau adalah
sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diriMu sendiri.” [HR.
Empat peenyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad. Lihat Shahih At-
Tirmidzi 3/180 dan Shahih Ibnu Majah 1/194 serta kitab Irwa’ul
Ghalil 2/175. [HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra, sanadnya
menurut pendapat Al- Baihaqi adalah shahih 2/211. Syaikh Al-
Albani dalam Irwa’ul Ghalil 2/170 berkata: Sanadnya shahih dan
mauquf pada Umar]
Kemudian jika telah salam dari shalat witir mengucapkan :

سُبْحَا َ ن الْمَلِكِ اْلُقدُّوْ ِ س[رَبِّ الْمَ َ لائِ َ كةِ وَالرُّوْ ِ ح] (يجهر ﺑﻬا ويمد ﺑﻬا صوته
يقول 3 مرات)

Subhaanal malikil qudduusi (rabbul malaaikati warruh) tiga kali,
sedang yang ketiga, beliau membacanya dengan suara keras dan
panjang. [HR. An-Nasai 3/244, Ad-Daruquthni dan beberapa imam
hadis yang lain. Sedang kalimat antara dua tanda kurung adalah
tambahan menurut riwayatnya 2/31. Sanadnya shahih, lihat Zadul
Ma’ad yang ditahqiq oleh Syu’aib Al-Arnauth dan Abdul Qadir Al-
Arnauth 1/337.
Dua rakaat setelah witir
Dibolehkan shalat dua rakaat, karena telah terdapat dalil dari
perbuatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam (riwayat Muslim dan lain
lihat “Shalat Tarwih”hala:108-109), bahkan beliau memerintahkan
umatnya dengan sabdanya :
“Sungguh safar ini payah dan berat, maka jika salah seorang dari
kalian telah melakukan witir, hendaknya rukuk (shalat) dua rakaat,
jika bangun, jika tidak keduanya telah memilikinya.” (Riwayat Ibnu
Khuzaimah dalam “Shahih”nya dan darinya juga yang lainnya. Telah
ditahkrij dalam “Silsilah Shahihah”. Dulu aku Tawaquf (tidak bisa
memutuskan pada masalah itu) dalam waktu yang cukup lama,
maka tatkala saya dapatkan perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang mulia ini cepat-cepat saya mengambilnya dan saat itu
saya tahu bahwa sabdanya : " اجعلوا اخر صلا تكم با ليل وترا “Jadikanlah witir
akhir shalat kalian dimalam hari” adalah kewajiban pilihan saja
bukan merupakan kewajiban dan itu adalah pendapat Ibnu Nashr
hal:130 )
Dan disunnahkan untuk membaca pada kedua rakaatnya surat Al
Zilzalah dan surat Al Kafiruun. (Riwayat Ibnu Khuzaimah
(1104,11050 dari hadist Aisyah dan Anas radhiyallahu ‘anhum
dengan dua sanad yang saling menguatkan)
(Dinukil dari terjemahan kitab "Qiyamu Ramadhan", karya Syaikh
Muhammad Nashiruddin al Albani, edisi Indonesia “Shalat Tarawih
Bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”, Penerjemah : Al-
Ustadz Qomar Su’aidi, Bab “Tata Cara Shalat Tarawih”
Hal : 60 - 71, Penerbit “Cahaya Tauhid Press)

Selasa, 10 Januari 2012

Contoh Makalah SIM ( sistem informasi Manajemen)


     I.          PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengolaan data secara manual mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan data juga tidak maksimal serta kemungkinan kesalahannya sangat besar.
Rumah Sakit Umum (RSU)  Berkah merupakan Rumah Sakit milik Pemda Pandeglang menjawab kebutuhan masyarakat Kabupaten pandeglang akan mutu pelayanan kesehatan. Cakupan Kabupaten Pandeglang yang melingkupi 33 Kecamatan harus bisa menjawab pelayanan kesehatan warga Kabupaten Pandeglang.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan maka perlu dirancang sebuah sistem informasi yang akan mendukung kegiatan operasional rumah sakit serta menjadi fasilitas pendukung untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan terciptanya pengolahan data, baik administratif maupun fungsional secara efektif dan efisien

B.    Tujuan

Tujuan dari tugas merancang dan membangun sebuah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia pada RSU Berkah berbasis web dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basisdata SQL untuk memenuhi tugas SIM pengganti UTS.

C.    Manfaat

Sistem informasi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu mengolah data kepegawaian mulai dari presensi, penggajian, data pegawai, dan kenaikan pangkat.

    II.         TINJAUAN PUSTAKA

A.    Sistem Informasi

Secara umum pengertian system informasi adalah Suatu system yang dibuat manusia yang terdiri dari komponen-

komponen dalam organisasi untuk mncapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi  sdangkan menurut Enclycopedia of Management Sistem Informasi adalah suatu proses pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan kepada pimpinan dalam proses manejerial.

     I.          PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistm informas sumbr daya manusia dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan SQL untuk mengolah data –data kpegawaian dperlukan perangkat lunak yang dapat menjadi alat untuk mengimplementasikan aplikasi yang dapat mengolah data-data kepegawaian. Aplikasi tersebut juga harus dapat dipergunakan oleh banyak pengguna dalam jaringan yang terinstalasi di RSU Berkah.
PHP , SQL, dan Apache dipilih pada pembuatan aplikasi ini karena memiliki kelebihan masing-masing. PHP sebagai bahasa pemrograman yang tergolong baru, mempunyai banyak kelbihan seperti cepat, mudah dipelajari, kompablitas dengan berbagai macam system operasi (multiplatform) dan open source (gratis). SQL sebagai basisdata mempunyai beberapa kelebihan seperti cepat, stabil, multflatform dan juga open source. Sedangkan Apache merupakn webserver yang mempunyai kelebihan multflatform, keamanan yang bagus, kestabilan tinggi dan gratis.

    II.         PERANCANGAN APLKASI

1.       Diagram e-r (entty  relationship)

Diagram E-R digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Diagram E-R dbentuk oleh dua komponen pmbentuk utama, yaitu Entitas (Entity) dan Relasi (Relationship),